Ditinjau dari Ushul dan falsafah tarbiyah
Ilmu dan pendidikan adalah suatu gejala konklusi yang lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembangan di dalam tahapan kebudayaan dan mendorong manusia untuk memiliki pengetahuan yang penting baginya di dalam kehidupan yang sederhana pada periode periode pertama pembentukan masyarakat. Kemudian lahirlah ilmu ilmu dengan bertumpuknya pengetahuan, sejalan dengan perkembangan masa, karena ilmu lahir sebagai akibat dari keanekaragaman pikiran. Kemudian lahir pula pendidikan sebagai akibat adanya kesenangan manusia untuk memahami dan mendalami pengetahuan. Jadi ilmu dan pendidikan merupakan dua anak yang lahir dari kehidupan yang berkebudayaan dan bekerja untuk melestarikan dan meningkatkannya. Pendidikan akan mengarahkan kepada pengembangan SDM [Sumberdaya Manusia ] yang berkualitas.
Tujuan dari konsep pendidikan adalah untuk melahirkan masyarakat yang berpendidikan serta berusaha untuk melestarikannya, dan meningkatkannya, serta mempertahankan eksistensinya.
Tarbiyah Islamiyah [Pendidikan Islam] adalah suatu proses untuk menumbuhkan dan membentuk seorang muslim yang mutakamil sari seluruh isinya. Sedangkan tujuan tertinggi dari proses terbiyah islamiyah adalah membentuk manusia manusia Robbani, yang berperilaku baik. Sedangkan pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan Islam, di dalam Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan akhlak merupakan jiwa pendidikan Islam, mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan, tetapi hal ini tidak berarti bahwa kita tidak mementingkan pendidikan jasmani, akal, ilmu dan segi segi lainnya, melainkan kita mepertahankan segi segi pendidikan akhlak seperti juga segi segi lainnya, sehingga di harapkan itu semua menjadi konklusi yang lahir terbentuknya masyarakat dan perkembangan di dalam pengarhuan mereka.
Jadi sasaran Tarbiyah Islamiyah adalah bersifat menyeluruh mencakup seluruh dimensi kemanusiaan, yang bukan hanya memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, namun pendidikan Islam ini mendidik anak didiknya tentang akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah pada diri mereka, mengajarkan kesopanan dalam bermayarakat dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang mulia.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang prinsip dan hakekat pendidikan Islam .
Definisi
Ushul At Tarbiyah [ prinsip Pendidikan] adalah dasar dasar yang tegak di atasnya metode metode Islam yang akan diterapkan untuk masyarakat yang berfungsi untuk mencerahkan pola pikir dan mengajarkan prinsip prinsip keyakinan [ aqidah] kepada mereka.
Sedangkan Falsafah Tarbiyah [ hakekat tarbiyah] adalah gambaran lahiriyah manusia yang telah diterpa pendidikan islam [ yang menjelaskan tentang hubungan manusia, pencipta, alam, dan kehidupan serta kamatian.]
[ lihat Almanhajiah Alislamiyah wal ‘ulum Assulukiyah wa Tarbiyah, hal 842]
Hakekat Tarbiyah Islamiyah
Yang dimaksud dengan hakekat tarbiyah islamiyah adalah spesipikasi manusia yang di rancang pendidikan Islam untuk mendidiknya, mempersiapkannya, dan melahirkannya.
Seorang manusia mencapai kepada derajat yang sempurna, manakala ia terbentuk dengan alaqoh alaqoh [hubungan hubungan], baik berhubungan dengan pencipta, hubungan dengan alam, maupun hubungan dengan kehidupan dan hari berbangkit.
Hubungan hubungan yang dirumuskan dalam hakekat tarbiyah islamiyah adalah sebagai berikut
- Hubungan antara Pencipta dan manusia, ini adalah hubungan peribadatan
- Hubungan antara manusia dengan alam, ini adalah hubungan ekploitasi.
- Hubungan antara manusia dengan manusia, ini adalah hubungan keadilan dan ihsan.
- Hubungan antara manusia dengan kehidupan, ini adalah hubungan ibtila’ [cabaan]
- Hubungan antara manusia dengan akherat, ini adalah hubungan tanggung jawab dan pembalasan.
Penjelasan
Pertama : Hubungan Antara Manusia Dan Pencipta [ Hubungan Peribadatan ]
Hakekat pendidikan Islam untuk anak didiknya adalah menghubungkannya kepda pencipta, ini adalah hubungan pengahambaan manusia [ibadah]. Karena ibadah adalah tujuan awal diciptanya manusia, sebagaimana Alloh berfirman: “ tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia malainkan hanya beribadah kepadaKu .” Q.S.Adzariyat : 56
Ibadah yang dimaksud disini adalah kesempurnaan taat kepada Alloh dengan kesempurnaan cinta, harap, dan kesempurnaan takut.
Ibadah dalam hakekat tarbiyah memiliki 3 macam manisfestasi kehidupan, yaitu : manisfestasi agama, manisfestasi sosial, manisfestasi alam.
Manisfestasi agama sebagai bentuk ibadah karena menghubungkan manusia kepada pencipta, kandungan dari manisfestasi sosial adalah petunjuk petunjuk Alloh seputar hubungan individual dengan kelompok dan kehidupan sosial, sedangkan manisfestasi alam kandungannya adalah petunjuk petunjuk Alloh seputar hubungan undividual dengan alam.
Kedua : Hubungan Antara Manusia Dan Alam [ Hubungan Ekploitasi ]
Seorang pencari ilmu melihat alam nampak baginya kekuasaan Alloh, semua yang nampak dari alam semerta alam ini mengandung banyak ilmu dan beraneka ragam pengetahuan jika manusia memperhatikannya, mempelajarinya dengan akal dan panca indranya melalui bimbingan wahyu.
Wahyu dan alam adalah dua buah bagian yang mengandung satu maksud, wahyu menjelaskan ayat ayat Alloh dalam qur’an sedangkan alam menjelaskan tanda tanda kekuasaan Alloh dalam jagad raya ini.
Ketiga: Hubungan Manusia Dengan Manusia [ Hubungan Keadilan Kebaikan ]
Hubungan manusia dengan manusia yang dihasilkan dari hakekat tarbiyah ini adalah terbentuknya hubungan ihsan dan adil diantara manusia, hubungan ini adalah cerminan dan baiknya menisfestasi sosial. Dasar tarbiyah islamiyah berkenaan denganb ini termaktub dalam qur’an, Alloh berfirman: “sesungguhnya Alloh menyuruh kalian untuk berbuat adil dan ihsan”.
Adil mengandung arti prinsip keadilann sedangkan ihsan mengandung arti kesopanan .
Adil memiliki beberapa bagian tingkatan, sebagiannya lebih luas dari pada bagian yang lain, bagian awal dimulai dengan adil terhadap diri sendiri, kemudian adil dalam berkeluarga, adil dalam terhadap masyarakat, dan adil sesama manusia.
Begitupula ihsan, ia juga memiliki beberapa bagian tingkatan yang bermula dari ihsan terhadap diri, uhsan terhadap orang tua, terhadap istri dan anak, kemudia terhadap masyarakat.
Keempat : Hubungan Manusia Dengan Kehidupan [ Hubungan Ibtila’ ]
Kehidupan adalah sebuah waktu untuk meraih kesempurnan cinta, dan terealisirnya ketaatan sempurna dalam ruang lingkup amal.
Dunia adalah sebuah tempat ibtila’ sedangkan apa yang ada diatasnya dari perhiasan dunia adalah bahan ujian untuk menusia .
Kelima : Hubungan Manusia Dengan Akherat [Hubungan Tanggung Jawab Dan Pembalasan ]
Mas’uliyah [tanggung jawab] maksudnya bahwa setiap manusia akan ditanya terhadap apa yang menimpanya semasa hidup di dunia, besar kecilnya kebhagiaan dan kesengsaraan bergantung dengan apa yang dilakukannya.
Reference:
- Al Qur’an dan tafsirnya
- Shohih Bukhori
- Shohih muslim
4. Almanhajiah Alislamiyah wal ‘ulum Assulukiyah wa Tarbiyah, cet ke 2 thn 1415 H / 1994 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar